BAB I
PENDAHULUAN
A. Pengertian
dan Tujuan
Studi
kasus adalah suatu metode mempelajari seseorang secara komprehensif atau
menyeluruh yang menyangkut berbagai aspek pribadi individu dengan pendekatan
yang multidimensional. Data yang diperoleh menggunakan metode ini akan
bermanfaat untuk mendiagnosa dan menentukan treatmen secara tepat dan memadai.
Dengan kata lain studi kasus merupakan salah satu cara untuk mempelajari
seseorang secara mendalam untuk membantu penyesuaian diri yang lebih baik.
Pelaksanaan studi kasus diadakan dengan mengumpulkan data secara lengkap,
bersifat rahasia, dikerjakan secara terus menerus, sistematis, dan dilaksanakan
dengan memperoleh data dari berbagai pihak.
Tujuan
dilakukannya studi kasus ini adalah:
a. Untuk
mengenal keadaan individu yang bermasalah.
b. Untuk
mengadakan interprestasi dan diagnose tentang tingkah laku individu sesuai
dengan kasusnya.
c. Menentukan
jalan keluar dari masalah yang di hadapi individu.
Kegunaan
studi kasus yaitu :
a. Mendorong
seseorang untuk mengadakan evaluasi.
b. Dapat
mengembangkan penyelidikan latar belakang individu.
c. Menekankan
pendekatan yang diteliti dalam memecahkan masalah individu.
d. Berguna
untuk memecahkan masalah yang sulit dan kompleks.
Selain
itu studi kasus juga berguna untuk menetapkan jenis kesulitan atau masalah
individu. Setelah kesulitan di temukan selanjutnya akan dapat ditentukan jenis
bantuan dan bimbingan yang perlu diberikan, yang akurat sesuai dengan
masalahnya.
B. Konfidensialitas
Konfidensialitas
adalah salah satu kode etik yang harus ditaati oleh seorang konselor untuk
menjaga kerahasiaan data klien. Hal ini berhubungan dengan kegiatan profesional
maka hal-hal yang menyangkut catatan dan data klien harus bersifat rahasia dan
hanya digunakan untuk kepentingan klien.
C. Deskripsi
Tentang Diri Klien
1. Identitas
klien
Nama Lengkap : NSR
Nama Panggilan : Nb
Tempat/Tanggal Lahir : Pekanbaru, 30 Septemmber 2007
Jenis Kelamin : Laki-laki
Alamat : Jl. Taman Karya
Agama : Islam
Anak ke : 1
2. Keadaan
Fisik Klien
Tinggi Badan : 115 cm
Berat Badan : 16 kg
Warna Kulit : sawo matang
Warna Rambut : hitam
Bentuk Wajah : oval
Bentuk Tubuh : kurus
3. Keadaan
Kesehatan Jasmani
Postur tubuh : tinggi
Penglihatan : baik
Pendengaran : baik
Pembicaraan : kurang lancar
Penyakit Kronis : -
Penyakit yang sering
diderita: -
4. Cita-Cita
dan Hobi
Cita-cita : Polisi
Hobi : Menggambar
5. Identitas
Keluarga
Nama Ayah (Wali) : AY
Pendidikan Terakhir : SMK
Pekerjaan : Wiraswasta
Alamat : Jl. Taman Karya
Agama : Islam
Nama Ibu : PT
Pendidikan Terakhir : SMK
Pekerjaan : IRT
Alamat : Jl. Taman Karya
Agama : Islam
Kedudukan Klien di
keluarga: Anak kandung
Jumlah Saudara : -
Tanggungan Keluarga : 1
6. Keadaan
Tempat Tinggal Klien
Jarak rumah ke TK : 15 m
Transportasi ke TK : Jalan kaki
Status Rumah : -
Keadaan Rumah : Baik
Penerangan : listrik
Fasilitas Belajar : Ada
7. Keadaan
di Sekolah
Di
dalam Kelas : Tenang dan
mendengarkan guru dengan baik
Sikap terhadap guru : Sopan
Sikap terhadap observer : Sopan dan ramah
Sikap terhadap teman : Baik
Kegiatan waktu
istirahat : Bermain bersama teman-teman
Prestasi/sikapnya : Baik
D. Deskripsi
tentang diri klien
1. Penampilan
Fisik
Klien adalah seorang
anak berusia 6 tahun yang dengan tubuh kurus tinggi, berkulit sawo matang,
berambut hitam pendek dan selalu berpenampilan rapi juga bersih dengan rambut lurus yang selalu
disisir dan mengenakan baju sesuai dengan peraturan sekolah.
2. Penampilan
Pribadi
Klien adalah individu
yang ramah dan ceria, ia juga senang berbagi dengan teman-temannya dan hal ini
membuat klien memiliki banyak teman. Ia termasuk anak yang memiliki disiplin
tinggi dan bertanggung jawab atas barang yang ia miliki.
E. Deskripsi
Menyeluruh Tentang Klien
Sebagai
anak tunggal, klien tidak manja dan bergantung kepada orang tuanya. Ia adalah
seorang anak yang mandiri karena mampu melakukan kebutuhan pribadinya (mandi,
mengenakan baju, dll ) sendiri. Di sekolah ia memiliki banyak teman dekat.
Dalam
kesehariannya klien selalu belajar dan mengulang pelajaran di sekolah, bermain
bersama teman, dan selalu membantu orang tua di rumah.
BAB
II
GEJALA
DAN ALASAN PEMILIHAN KASUS
A. Gejala
Saat
observer datang ke TK, guru di TK merekomendasikan subjek sebagai siswa yang
memiliki gangguan belajar. Setelah observer mengamati dan berbicara dengan
observer, diketahui bahwa subjek susah untuk berbicara dan menirukan kata
dengan benar.
B.
Alasan Pemilihan Kasus
Berdasarkan gejala yang di tunjukkan,
kasus yang pratikan ambil sebagai studi kasus ini adalah ketidakmampuan subjek
untuk membaca serta menyebutkan kata dan kalimat dengan tepat.
Bab III
PROSEDUR
DAN TEKHNIK PENYELIDIKAN KASUS
A. Tahap
Analisis
Analisi merupakn langkah awal untuk mengumpulkan
informasi tentang klien dan latar kehidupannya. Tujuan dari pengumpulan data
adalah untuk memperoleh pemahaman tentang diri klien. Metode yang observer
gunakan adalah observasi dan wawancara.
a.
Observasi
Observasi
adalah suatu teknik pengumpulan data dengan cara mengamati dan bertujuan untuk
mengetahui segala aktivitas subjek tanpa sepengetahuan subjek. Hal ini
dilakukan agar tingkah laku yang observer amati adalah tingkah laku yang
sebenarnya dan bukan di buat-buat. Observasi dilakukan di TK dan di rumah
klien.
Dari
hasil observasi menunjukkan bahwa dalam kesehariannya klien adalah anak yang
ceria dan menyenangkan. Hal ini observer lihat ketika ia bermain dengan
teman-temannya dan ketika observer berbicara dengan klien.
b.
Wawancara
Wawancara
adalah percakapan antara dua orang atau lebih yang berlangsung antara
narasumber dan pewawancara. Tujuan wawancara adalah untuk memperoleh informasi
yang dibutuhkan. Observer melakukan wawancara dengan wali kelas, orang tua dan
observe.
1.
Wawancara dengan wali kelas.
Dari
wawancara yang telah dilakukan dengan wali kelas, di dapat informasi bahwa
subjek adalah siswa yang pintar, namun memiliki kesulitan untuk mengucapkan
kata dan kalimat dengan benar. Dalam kesehariannya di kelas ia adalah siswa
yang baik dan patuh kepada peraturan sekolah. Ia juga memiliki hubungan yang
hangat dengan teman-teman sekelasnya.
2.
Wawancara dengan orang tua
Dari
wawancara yang telah dilakukan dengan
orang tua di ketahui bahwa kesulitan berbicara yang di alami oleh klien
adalah bawaan dari lahir dan merupakan keturunan karena ayah klien juga
mengalami kesulitan yang sama saat anak-anak hingga usia 7 tahun. Hal ini juga
di alami oleh paman-paman klien ketika mereka masih anak-anak.
Kegiatan
klien sehari-hari di rumah adalah bermain, nonton televise, belajar dan
berperilaku layaknya anak seusianya. Klien rajin belajar di rumah, dan setiap
malam dari hari senin sampai jumat klien memiliki jadwal les (membaca dan
berhitung).
3.
Wawancara dengan teman sebangku klien
Teman
sebangku klien yang bernama Nur mengatakan bahwa klien adalah teman yang baik,
tidak pelit dan teman yang menyenangkan.
B. Sintesis
Sintesis
merupakan usaha merangkum, menggolongkan serta menghubung-hubungkan data yang
telah di kumpulkan sehingga tergambarkan keseluruhan pribadi observe. Gambaran kelebihan dan
kelemahan klien akan dilukiskan pada tahap ini. Dari data yang telah berhasil
dikumpulkan dan dengan mengaitkan seluruh data yang relevan dengan masalah klien,
dapat disimpulkan bahwa klien memiliki masalah dengan pengucapan kata dan
kalimat.
C. Diagnosis
Diagnosis
merupakan langkah menarik kesimpulan logis mengenai masalah-masalah yang di
hadapi observe atas gambaran pribadi observe hasil analisis dan sintesis. Pada
tahap ini dilakukan 2 kegiatan, yaitu mengidentifikasi masalah dan merumuskan
sumber-sumber penyebab masalah.
1. Identifikasi
masalah
Masalah yang di hadapi
observer adalah kesulitan mengucapkan kata dan kalimat dengan benar.
2. Menentukan
sumber penyebab masalah
Kesulitan mengucapkan
kata dan kalimat dengan benar ini dikarenakan faktor hereditas (keturunan).
D. Prognosis
Williamson
menyatakan bahwa progmosis merupakan proses yang tidak terpisahkan dari
diagnosis. Prognosis berkaitan dengan upaya untuk memprediksi
kemungkinan-kemungkinan yang akan terjadi berdasarkan data yang ada.
a. Apabila
subjek tidak di bantu
-
Subjek akan menjadi pribadi pendiam dan
tertutup, sehingga sulit untuk menjalin hubungan hangat dengan temannya.
-
Subjek akan menjadi individu yang
pesimis.
-
Subjek akan selalu menyalahkan diri
sendiri dan tidak bisa menerima kekurangan yang ada pada dirinya.
Apabila hal ini di
biarkan maka subjek akan tumbuh menjadi individu yang memiliki kepercayaan diri
rendah.
b. Apabila
masalah klien terselesaikan
-
Tugas perkembangan klien terselesaikan
dengan maksimal.
-
Subjek dapat bermain dengan
teman-temannya tanpa rasa minder.
-
Prestasi subjek akan meningkat karena
rasa percaya dirinya.
BAB
IV
USAHA-USAHA
BANTUAN
Berdasarkan data observe yang telah
dikumpulkan dan melalui tahap-tahap analisis, sintesis, diagnosis dan
prognosis, maka langkah berikutnya dalam kegiatan studi kasus ini adalah upaya
merumuskan rencana usaha-usaha bantuan yang sekiranya dapat diberikan.
A.
Usahan bantuan yang direncanakan
Usaha bantuan yang direncanakan dalam
usaha bantuan pada klien, antara lain :
a.
Memberikan layanan informasi cara
belajar yang baik, baik cara belajar di sekolah maupun di rumah.
b.
Mengadakan home visit, disamping bertujuan untuk menjalin kerjasama antara
sekolah dan orangtua dan sebagai cara untuk memperoleh data yang juga secara implisit
dapat digunakan sebagai sarana memberikan bantuan.
c.
Mengadakan pendekatan dengan guru wali
kelas.
d.
Menyarankan klien untuk mengikuti terapi
wicara
B. Usaha
bantuan yang telah dilaksanakan
a.
Memberikan layanan informasi cara
belajar yang baik, baik cara belajar di sekolah maupun di rumah. Hal ini di
lakukan agar klien dapat belajar dengan maksimal.
b.
Mengadakan pendekatan dengan wali kelas,
agar wali kelas dapat memantau klien, memberikan perhatian dan bimbingan kepada
klien.
c.
Home
visit, untuk mendapatkan informasi mengenai keseharian
klien di rumah.
C. Usaha
Bantuan yang belum di laksanakan
Usaha bantuan yang belum dilaksanakan adalah saran
untuk melakukan terapi wicara.
Bab
V
Follow
Up
1.
Observasi siswa di dalam maupun luar
kelas, bagaimana tingkah laku klien di dalam kelas dan saat bermain dengan
teman-temannya.
2.
Wawancara dengan guru, orang tua, dan
teman-teman yang ada kaitannya dengan masalah yang di hadapi klien. Dari
wawancara ini di dapat perkembangan yang di peroleh oleh individu.
3.
Mengamati aspek perkembangan klien.
Dikarenakan waktu yang minim, maka pengamatan pada tahap ini tidak bisa
dilakukan dengan maksimal.
Bab
VI
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari observasi dan berdasarkan hasil wawancara yang
observer lakukan, di ketahui bahwa klien tidak mengalami gangguan atau pun
kesulitan belajar. Masalah yang klien miliki adalah bawaan lahir berupa
kesulitan untuk mengucapkan dengan benar.
B. Saran-saran
1.
Saran untuk guru
Di
harapkan guru memberikan perhatian khusus kepada semua siswa dan dapat memahami
masalah perkembangan yang di hadapi siswa.
2.
Saran untuk wali murid
Dibutuhkan
kesabaran untuk menghadapi dan membimbing anak dalam setiap aspek. Dapat dilakukan
terapi wicara agar anak dapat berbicara dengan jelas.