Jumat, 31 Mei 2013

Studi Kasus Psikologi Sekolah

BAB I
PENDAHULUAN

A.    Pengertian dan Tujuan
Studi kasus adalah suatu metode mempelajari seseorang secara komprehensif atau menyeluruh yang menyangkut berbagai aspek pribadi individu dengan pendekatan yang multidimensional. Data yang diperoleh menggunakan metode ini akan bermanfaat untuk mendiagnosa dan menentukan treatmen secara tepat dan memadai. Dengan kata lain studi kasus merupakan salah satu cara untuk mempelajari seseorang secara mendalam untuk membantu penyesuaian diri yang lebih baik. Pelaksanaan studi kasus diadakan dengan mengumpulkan data secara lengkap, bersifat rahasia, dikerjakan secara terus menerus, sistematis, dan dilaksanakan dengan memperoleh data dari berbagai pihak.
Tujuan dilakukannya studi kasus ini adalah:
a.       Untuk mengenal keadaan individu yang bermasalah.
b.      Untuk mengadakan interprestasi dan diagnose tentang tingkah laku individu sesuai dengan kasusnya.
c.       Menentukan jalan keluar dari masalah yang di hadapi individu.
Kegunaan studi kasus yaitu :
a.       Mendorong seseorang untuk mengadakan evaluasi.
b.      Dapat mengembangkan penyelidikan latar belakang individu.
c.       Menekankan pendekatan yang diteliti dalam memecahkan masalah individu.
d.      Berguna untuk memecahkan masalah yang sulit dan kompleks.
Selain itu studi kasus juga berguna untuk menetapkan jenis kesulitan atau masalah individu. Setelah kesulitan di temukan selanjutnya akan dapat ditentukan jenis bantuan dan bimbingan yang perlu diberikan, yang akurat sesuai dengan masalahnya.
B.     Konfidensialitas
Konfidensialitas adalah salah satu kode etik yang harus ditaati oleh seorang konselor untuk menjaga kerahasiaan data klien. Hal ini berhubungan dengan kegiatan profesional maka hal-hal yang menyangkut catatan dan data klien harus bersifat rahasia dan hanya digunakan untuk kepentingan klien.

C.     Deskripsi Tentang Diri Klien
1.      Identitas klien
Nama Lengkap                  : NSR
Nama Panggilan                : Nb
Tempat/Tanggal Lahir       : Pekanbaru, 30 Septemmber 2007
Jenis Kelamin                    : Laki-laki
Alamat                              : Jl. Taman Karya
Agama                               : Islam
Anak ke                             : 1
2.      Keadaan Fisik Klien
Tinggi Badan                    : 115 cm
Berat Badan                      : 16 kg
Warna Kulit                      : sawo matang
Warna Rambut                  : hitam
Bentuk Wajah                   : oval
Bentuk Tubuh                   : kurus
3.      Keadaan Kesehatan Jasmani
Postur tubuh                      : tinggi
Penglihatan                       : baik
Pendengaran                     : baik
Pembicaraan                      : kurang lancar
Penyakit Kronis                : -
Penyakit yang sering diderita: -
4.      Cita-Cita dan Hobi
Cita-cita                            : Polisi
Hobi                                  : Menggambar
5.      Identitas Keluarga
Nama Ayah (Wali)            : AY
Pendidikan Terakhir          : SMK
Pekerjaan                           : Wiraswasta
Alamat                              : Jl. Taman Karya
Agama                               : Islam
Nama Ibu                          : PT
Pendidikan Terakhir          : SMK
Pekerjaan                           : IRT
Alamat                              : Jl. Taman Karya
Agama                               : Islam
Kedudukan Klien di keluarga: Anak kandung
Jumlah Saudara                 : -
Tanggungan Keluarga       : 1
6.      Keadaan Tempat Tinggal Klien
Jarak rumah ke TK            : 15 m
Transportasi ke TK            : Jalan kaki
Status Rumah                    : -
Keadaan Rumah               : Baik
Penerangan                        : listrik
Fasilitas Belajar                 : Ada
7.      Keadaan di Sekolah
Di dalam Kelas                 : Tenang dan mendengarkan guru dengan baik
Sikap terhadap guru          : Sopan
Sikap terhadap observer    : Sopan dan ramah
Sikap terhadap teman       : Baik
Kegiatan waktu istirahat   : Bermain bersama teman-teman
Prestasi/sikapnya               : Baik

D.    Deskripsi tentang diri klien
1.      Penampilan Fisik
Klien adalah seorang anak berusia 6 tahun yang dengan tubuh kurus tinggi, berkulit sawo matang, berambut hitam pendek dan selalu berpenampilan rapi  juga bersih dengan rambut lurus yang selalu disisir dan mengenakan baju sesuai dengan peraturan sekolah.
2.      Penampilan Pribadi
Klien adalah individu yang ramah dan ceria, ia juga senang berbagi dengan teman-temannya dan hal ini membuat klien memiliki banyak teman. Ia termasuk anak yang memiliki disiplin tinggi dan bertanggung jawab atas barang yang ia miliki.

E.     Deskripsi Menyeluruh Tentang Klien
Sebagai anak tunggal, klien tidak manja dan bergantung kepada orang tuanya. Ia adalah seorang anak yang mandiri karena mampu melakukan kebutuhan pribadinya (mandi, mengenakan baju, dll ) sendiri. Di sekolah ia memiliki banyak teman dekat.
Dalam kesehariannya klien selalu belajar dan mengulang pelajaran di sekolah, bermain bersama teman, dan selalu membantu orang tua di rumah.

BAB II
GEJALA DAN ALASAN PEMILIHAN KASUS

A.    Gejala
Saat observer datang ke TK, guru di TK merekomendasikan subjek sebagai siswa yang memiliki gangguan belajar. Setelah observer mengamati dan berbicara dengan observer, diketahui bahwa subjek susah untuk berbicara dan menirukan kata dengan benar.

B.     Alasan Pemilihan Kasus
Berdasarkan gejala yang di tunjukkan, kasus yang pratikan ambil sebagai studi kasus ini adalah ketidakmampuan subjek untuk membaca serta menyebutkan kata dan kalimat dengan tepat.

Bab III
PROSEDUR DAN TEKHNIK PENYELIDIKAN KASUS


A.    Tahap Analisis
Analisi merupakn langkah awal untuk mengumpulkan informasi tentang klien dan latar kehidupannya. Tujuan dari pengumpulan data adalah untuk memperoleh pemahaman tentang diri klien. Metode yang observer gunakan adalah observasi dan wawancara.
a.       Observasi
Observasi adalah suatu teknik pengumpulan data dengan cara mengamati dan bertujuan untuk mengetahui segala aktivitas subjek tanpa sepengetahuan subjek. Hal ini dilakukan agar tingkah laku yang observer amati adalah tingkah laku yang sebenarnya dan bukan di buat-buat. Observasi dilakukan di TK dan di rumah klien.
Dari hasil observasi menunjukkan bahwa dalam kesehariannya klien adalah anak yang ceria dan menyenangkan. Hal ini observer lihat ketika ia bermain dengan teman-temannya dan ketika observer berbicara dengan klien.

b.      Wawancara
Wawancara adalah percakapan antara dua orang atau lebih yang berlangsung antara narasumber dan pewawancara. Tujuan wawancara adalah untuk memperoleh informasi yang dibutuhkan. Observer melakukan wawancara dengan wali kelas, orang tua dan observe.
1.      Wawancara dengan wali kelas.
Dari wawancara yang telah dilakukan dengan wali kelas, di dapat informasi bahwa subjek adalah siswa yang pintar, namun memiliki kesulitan untuk mengucapkan kata dan kalimat dengan benar. Dalam kesehariannya di kelas ia adalah siswa yang baik dan patuh kepada peraturan sekolah. Ia juga memiliki hubungan yang hangat dengan teman-teman sekelasnya.

2.      Wawancara dengan orang tua
Dari wawancara yang telah dilakukan dengan  orang tua di ketahui bahwa kesulitan berbicara yang di alami oleh klien adalah bawaan dari lahir dan merupakan keturunan karena ayah klien juga mengalami kesulitan yang sama saat anak-anak hingga usia 7 tahun. Hal ini juga di alami oleh paman-paman klien ketika mereka masih anak-anak.
Kegiatan klien sehari-hari di rumah adalah bermain, nonton televise, belajar dan berperilaku layaknya anak seusianya. Klien rajin belajar di rumah, dan setiap malam dari hari senin sampai jumat klien memiliki jadwal les (membaca dan berhitung).

3.      Wawancara dengan teman sebangku klien

Teman sebangku klien yang bernama Nur mengatakan bahwa klien adalah teman yang baik, tidak pelit dan teman yang menyenangkan.


B.     Sintesis
Sintesis merupakan usaha merangkum, menggolongkan serta menghubung-hubungkan data yang telah di kumpulkan sehingga tergambarkan keseluruhan pribadi observe. Gambaran kelebihan dan kelemahan klien akan dilukiskan pada tahap ini. Dari data yang telah berhasil dikumpulkan dan dengan mengaitkan seluruh data yang relevan dengan masalah klien, dapat disimpulkan bahwa klien memiliki masalah dengan pengucapan kata dan kalimat.

C.     Diagnosis
Diagnosis merupakan langkah menarik kesimpulan logis mengenai masalah-masalah yang di hadapi observe atas gambaran pribadi observe hasil analisis dan sintesis. Pada tahap ini dilakukan 2 kegiatan, yaitu mengidentifikasi masalah dan merumuskan sumber-sumber penyebab masalah.

1.      Identifikasi masalah
Masalah yang di hadapi observer adalah kesulitan mengucapkan kata dan kalimat dengan benar.
2.      Menentukan sumber penyebab masalah
Kesulitan mengucapkan kata dan kalimat dengan benar ini dikarenakan faktor hereditas (keturunan).

D.    Prognosis
Williamson menyatakan bahwa progmosis merupakan proses yang tidak terpisahkan dari diagnosis. Prognosis berkaitan dengan upaya untuk memprediksi kemungkinan-kemungkinan yang akan terjadi berdasarkan data yang ada.

a.       Apabila subjek tidak di bantu
-          Subjek akan menjadi pribadi pendiam dan tertutup, sehingga sulit untuk menjalin hubungan hangat dengan temannya.
-          Subjek akan menjadi individu yang pesimis.
-          Subjek akan selalu menyalahkan diri sendiri dan tidak bisa menerima kekurangan yang ada pada dirinya.
Apabila hal ini di biarkan maka subjek akan tumbuh menjadi individu yang memiliki kepercayaan diri rendah.
b.      Apabila masalah klien terselesaikan
-          Tugas perkembangan klien terselesaikan dengan maksimal.
-          Subjek dapat bermain dengan teman-temannya tanpa rasa minder.
-          Prestasi subjek akan meningkat karena rasa percaya dirinya.


BAB IV
USAHA-USAHA BANTUAN
Berdasarkan data observe yang telah dikumpulkan dan melalui tahap-tahap analisis, sintesis, diagnosis dan prognosis, maka langkah berikutnya dalam kegiatan studi kasus ini adalah upaya merumuskan rencana usaha-usaha bantuan yang sekiranya dapat diberikan.
A.    Usahan bantuan yang direncanakan
      Usaha bantuan yang direncanakan dalam usaha bantuan pada klien, antara lain :
a.       Memberikan layanan informasi cara belajar yang baik, baik cara belajar di sekolah maupun di rumah.
b.      Mengadakan home visit, disamping bertujuan untuk menjalin kerjasama antara sekolah dan orangtua dan sebagai cara untuk memperoleh data yang juga secara implisit dapat digunakan sebagai sarana memberikan bantuan.
c.       Mengadakan pendekatan dengan guru wali kelas.
d.      Menyarankan klien untuk mengikuti terapi wicara

B.     Usaha bantuan yang telah dilaksanakan
a.       Memberikan layanan informasi cara belajar yang baik, baik cara belajar di sekolah maupun di rumah. Hal ini di lakukan agar klien dapat belajar dengan maksimal.
b.      Mengadakan pendekatan dengan wali kelas, agar wali kelas dapat memantau klien, memberikan perhatian dan bimbingan kepada klien.
c.       Home visit, untuk mendapatkan informasi mengenai keseharian klien di rumah.

C.     Usaha Bantuan yang belum di laksanakan
Usaha bantuan yang belum dilaksanakan adalah saran untuk melakukan terapi wicara.


Bab V
Follow Up

1.      Observasi siswa di dalam maupun luar kelas, bagaimana tingkah laku klien di dalam kelas dan saat bermain dengan teman-temannya.
2.      Wawancara dengan guru, orang tua, dan teman-teman yang ada kaitannya dengan masalah yang di hadapi klien. Dari wawancara ini di dapat perkembangan yang di peroleh oleh individu.
3.      Mengamati aspek perkembangan klien. Dikarenakan waktu yang minim, maka pengamatan pada tahap ini tidak bisa dilakukan dengan maksimal.


Bab VI
PENUTUP

A.    Kesimpulan
Dari observasi dan berdasarkan hasil wawancara yang observer lakukan, di ketahui bahwa klien tidak mengalami gangguan atau pun kesulitan belajar. Masalah yang klien miliki adalah bawaan lahir berupa kesulitan untuk mengucapkan dengan benar.
B.     Saran-saran
1.      Saran untuk guru
Di harapkan guru memberikan perhatian khusus kepada semua siswa dan dapat memahami masalah perkembangan yang di hadapi siswa.
2.      Saran untuk wali murid
Dibutuhkan kesabaran untuk menghadapi dan membimbing anak dalam setiap aspek. Dapat dilakukan terapi wicara agar anak dapat berbicara dengan jelas.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar