Senin, 10 Juni 2013

opini media massa



KORUPSI

Korupsi bukan hal baru lagi yang terdengan di telinga penduduk Indonesia. Setiap tahun selalu muncul kasus-kasus baru mengenai korupsi. Indonesia adalah negri yang kaya tetapi mayoritas penduduknya miskin !
Para koruptor adalah penghianat bangsa yang rela meraup keuntungan sebesar-besarnya untuk masuk ke kantong pribadinya. Salah satu kasus korupsi yang beberapa waktu lalu sedang booming mengenai PON yang di lakukan di Pekanbaru. Berapa banyak uang yang masuk ke dalam kantong pribadi pejabat-pejabar Negara ? Gubernur Riau (RZ) meminta dana tambahan senilai Rp. 460 miliar rupiah, yang kemudian hanya di sepakati Rp. 100 miliar. Padahal sebelumnya dalam kegiatan PON sudah menghabiskan dana sebesar dua koma dua trilliun rupiah yang bersumber pada APBD sejak tahun 2008. Ternyata nama Gubernur Riau ini acap kali di sebut terlibat dalam kasus dugaan tentang Penambahan Biaya Arena Menembak PON Riau dan juga terlibat dalam dugaan korupsi kehutanan Pelalawan Riau. Surat dakwaan jaksa KPK menyebut beliau (RZ) adalah pihak yang diduga ikut menyuap anggota DPRD Riau terkait pembahasan revisi peraturan daerah.
Korupsi dan politisi adalah dua kata yang memiliki hubungan erat. Tidak hanya politisi sekuler, tetapi juga politisi islam. Tetapi tetap saja ada perbedaan yang signifikan antara koruptor yang dilakukan oleh politisi sekular dan politisi islam. Mengapa ??? sebelum menjawab pertanyaan ini akan saya paparkan kasus korupsi yang dilakukan oleh politisi Islam dari fraksi Partai Keadilan Sejahtera Usep Ukaryana yang menjadi tersangka korupsi Program Agrobisnis Pertanian tahun 2011 sebesar Rp. 7,3 milliar dan saat ini dinyatakan buron oleh Kejaksaan Negeri Subang. PKS adalah salah satu partai politik yang berbasiskan Islam. Dan tentu saja yang ada di dalam benak kita ketika mendengarkan nama partai ini di sebut adalah sekumpulan orang yang “memiliki pengetahuan dan kesadaran” akan Islam. Tapi apa nyatanya ? Tidak sesuai dengan slogan partai yang menegakkan “Keadilan”.
Lalu, dimakah perbedaan signifikan antara pelaku korupsi dari politisi sekular dan politisi Islam ? perbedaanya adalah dalam partai Islam berlaku teori peran harapan dimana partai Islam harus menjadi lebih baik karena partai ini berbasiskan Islam yang merujuk pada Al-Quran dan Hadis. Tapi, apa yang telah dilakukan oleh politisi ini menyimpang dari aturan hukum.
Korupsi adalah perilaku pejabat publik yang secara tidak wajar dan tidak legal memperkaya diri atau memperkaya mereka yang dekat dengannya dengan menyalahgunakan kekuasaan publik yang di percayakan kepada mereka. Perilaku korupsi tidak bisa di ukur melalui rajin tidaknya ibadah seseorang atau pun pengetahuan yang dalam mengenai agama.

Minggu, 02 Juni 2013

Psikologi Kualitatif

CATATAN REFLEKSI

Pendahuluan
Atika Sari yang akrab di panggil Ay ini anak ke-2 dari 3 bersaudara. Lahir di Pekanbaru, 28 April 1992. Lahir dari seorang Ibu yang mandiri, kuat, tangguh dan sabar “Pratiwi”. Pengalaman pernah merasakan pahitnya permainan dunia ini mengukir sang Ibu menjadi sosok yang pelindung sejati bagi anak-anaknya, dan rela mengorbankan apa pun.
Latar Belakang
Ay adalah anak yang cerdas dan mahu berteman dengan siapa saja tanpa melihat latar belakang pendidikan, ekonomi atau pun latar belakang kehidupan orang-orang sekitarnya. Dengan keterbatasan dan kesulitan yang dimilikinya untuk menghafal dan mengingat dikarenakan kecelakaan yang pernah dialaminya, ia tetap gigih  untuk belajar dan memperoleh nilai yang sangat memuaskan. Dalam kegiatannya yang padat, ia mampu untuk bersosialisasi dan memiliki hubungan baik dengan sahabat-sahabatnya.
Perjalanan Hidup
 Hidup dengan dukungan penuh motivasi dari orang tua menjadikan Ay sebagai anak yang mandiri, cerdas, tangkas, aktif dan selalu penuh dengan percaya diri. Ayi pernah sekolah di salah satu TK di Pekanbaru selama setahun, kemudian melanjutkan pendidikan ke SDN 003 Sail Gobah sampai kelas 3 SD. Di SD yang penuh memori masa kanak-kanak yang menyenangkan ini Ay dan teman-temannya pernah di suruh mengganti  kaca sekolah tetangga yang pecah akibat permainan bola gebok. Saat itu Ay kecil yang nakal dan aktif berusaha menghindari lemparan bola dari temannya dengan berlari ke arah SD sebelah yang tidak di batasi oleh pagar pembatas. Saat temannya mencoba melempar bola ke arahnya, ia berhasil menghindar dan bola tersebut mengenai kaca sekolah hingga pecah, sehingga mereka di panggil kepala sekolah dan harus mengganti rugi atas ulah mereka.
Ketika kenaikan kelas 4, ayah Ay naik jabatan dan harus bertugas di kota Tanjung Balai, dan mereka sekeluarga pindah ke sana. Dan disini taraf kehidupan keluarga Ay dari yang biasa-biasa saja menjadi lebih berkecukupan. Di tempat baru itu lah Ay kemudian melanjutkan pendidikannya di SDN 001 Tanjung Balai. Di sekolah yang baru ini Ay tidak mengalami kesulitan untuk beradaptasi karena ia tipe anak yang supel dan aktif sehingga dengan mudah dan cepat ia mendapatkan banyak teman baru. Di sekolah yang baru ini ia juga selalu mendapat juara kelas dan pernah di tunjuk menjadi ketua kelas. ia juga selalu mewakili sekolahnya untuk mengikuti cerdas cermat dari antar sekolah sampai se-Riau (pada saat itu Kepri dan Riau masih bersatu). Pengalaman lain yang juga ia dapatkan di suruh menjadi pemimpin upacara pada hari jum’at (pada waktu itu ada hari besar yang jatuh di hari jum’at sehingga upacaranya pun dilakukan pada hari jum’at). Dengan pakain adat melayu yang panjang dan besar serta menggunakan jilbab ia memimpin upacara.
Setelah tamat dari SD dengan nilai yang sangat memuaskan Ay melanjutkan ke SMPN 1 Tanjung Balai Karimun. Hampir sebagian besar proses pendaftaran di lakukan oleh Ay sendiri dengan tetap di dampingi oleh sang Ibunda. Di kelas 1 kegiatan pertama yang sering dilakukannya adalah mengirim cerpen, pantun, puisi dan karya tulis lain yang selalu di muat di mading sekolah. Dan hal ini membuatnya mendapatkan piagam penghargaan penulis dan karya tulis terbaik. Karena prestesinya ia dipercaya oleh kakak kelasnya untuk menjadi anggota OSIS di bidang mading. Di kelas 2 SMP ini, jabatan keanggotannya di angkat menjadi ketua mading. Ia juga pernah dipercaya untuk menjadi salah satu peserta vocal grup dari SMP-nya untuk mewakili Tanjung Balai untuk mengikuti PORSIMA (Pekan Olahraga dan Seni) dan mendapat peringkat ke-4. Banyak prestasi yang telah di raih oleh Ay pada masa itu, seperti Juara 3 senam Zapin (grup), juara 2 lomba festival Band (personal) dan lain-lain. Dikarenakan banyaknya aktifitas yang digeluti, membuat Ay jatuh sakit dan setelah diperiksa ternyata ia menderita  tipus sehingga harus di rawat di rumah sakit selama 4 hari. Ketika ia kembali ke sekolah ia di calonkan menjadi calon ketua OSIS bersama 4 sahabatnya yang lain (Satria, Okta dan Hendri), dan satu teman lainnya (Ove) mencalonkan diri. Saat itu Ay memiliki pacar, seniornya di sekolah. Dan saat kampanye pacar Ay sambil bercanda mempromosikan Ay kepada teman-teman sekelasnya untuk memilih Ay dengan nada sedikit mengancam juga memaksa. Pada hari pemilu, akhirnya yang menang adalah Satria. Okta menjadi wakil ketua Osis dan Ay sendiri menjadi sekertaris. Jabatannya di ketua mading tetap dijalaninya, karena pada saat itu tidak ada yang bisa memegang kendali mading. Selain berprestasi di akademik, Ay juga aktif di luar bidang akademik.
Dengan sifat supelnya ia memiliki pergaulan yang luas, dari anak-anak sekolahan, hingga anak-anak punk dan pembalap liar. Sampai suatu ketika Ay mengalami kecelakaan perdana yang mengawali Ay menjadi anak yang bandel. Kecelakaan tersebut ia alami sehabis menjemput adiknya disekolah, diperjalanan pulang dengan hp ditangan ia melaju hingga tidak sadar bahwa semua kendaraan yang berada di depannya berhenti sejenak sehingga mengakibatkan ia terkejut, terjatuh dan terseret dengan sendirinya. Hal ini mengakibatkan kakinya tergores dan kaki adiknya terkena knalpot. Akan tetapi yang ia sesali bukan kakinya atau kaki adiknya. Yang dia sesali adalah ia batal memiliki motor dinamik yang telah ia tunggu selama 2minggu. Selain batal membeli motor, hp yang biasa digunakannya ditahan oleh Ayahnya untuk beberapa saat, namun  yang lucunya sang Ayah kemudian mengembalikan hp tersebut karena beliau sulit untuk mengetahui keberadaan anaknya yang bandel ini. Beranjak memasuki kelas 3 SMP, ia masih tetap bertahan dengan kebandelannya dan ketika itu ia mengalami kecelakaan lagi. Pada saat itu lebaran hari ke-2 ia izin kepada orang tua untuk pergi ke rumah guru-guru,tetapi ketika hampir masuk ke pagar rumah guru ia mendapat sms dari teman yang mengajaknya pergi ke pantai, tanpa pikir panjang lagi ia langsung merubah haluannya dan langsung menuju ke pantai. Sepulangnya dari pantai ia mengalami kecelakaan yang lagi tepat didepan kantor polisi. Ia mengalami kejang dan nafasnya sempat berhenti kemudian mendapatkan pertolongan dari polisi yang ternyata adalah teman ayahnya. Setelah itu ia di bawa kerumah sakit dan diketahui ia mengalami geger otak ringan. Ketika sadar ia dibawa ke mobil menggunakan kursi roda karena masih sulit untuk menyeimbangkan tubuh. Sesaampainya di depan rumah ia merasa pusing dan mual kemudian muntah kuning. Orang tuanya membawanya kembali kerumah sakit untuk di ronsen, setelah itu ia di rawat 2 hari di rumah sakit. yang membuat orang tuanya kewalahan.
Ketika ia kelas 3 SMP, dimana lagi sibuk untuk persiapan ujian, ia mengikuti program les di primagama untuk paket ujian masuknya dari jam 5 sore sampai jam 7 malam. Setelah les ia langsung ke Gor untuk mengikuti balap liar. 2 hari menjelang UN (Ujian Nasional), Ay di ajak oleh temannya untuk mendatangi pacar temannya yng ketahuan selingkuh. Awalnya ayah Ay melarang Ay untuk pergi keluar dan menyuruhnya belajar saja dirumah. Tapi karena sudah janji dengan temannya, Ay memutuskan untuk pergi keluar. Setelah urusan temannya selesai mereka pun beranjak pulang. Dengan perasaan yang marah, kecewa dan sakit, temannya mengendarai motor dengan kecepatan tinggi sehingga menabrak 2 pengemudi motor lainnya. Kebetulan sekali waktu itu pacar Ay ada di sekitar tempad terjadinya kecelakaan sehingga menjadi saksi ketika polisi datang. Ketika mengetahui Ayi kecelakaan lagi, mamanya histeris. Ketika sampai di rumah, orang tua Ay tidak berkomentar apa pun mengenai kecelakaannya kali ini, karena mereka tahu bahwa dalam 2 hari Ay akan menghadapi ujian. Akibat kecelakaan itu tulang bahu kanan teman Ay bergeser sehingga menyulitkan ia untuk mengisi lembar jawaban. Ketika ujian Ay duduk tepat sekali di depan pengawas ujian sehingga ia tidak dapat bergerak bebas dan hasil ujian itu murni dari hasil pemikirannya sendiri. Akhirnya ia lulus dengan nilai yang sangat memuaskan.
Dikarenakan suatu masalah yang di alami oleh Ayah Ay dengan pejabat setempat, akhirnya Ayah Ay memutuskan untuk pindah ke Tanjung Pinang. Ketika pindah mereka tinggal di hotel selama 4 bulan karena waktu itu belum punya rumah dan barang-barang juga masih ditinggal di rumah yang di Tanjung Balai.
Dengan nilai yang sangat memuaskan itu Ay dengan gampang dapat diterima di SMA setempat, tepatnya SMAN 1 Tanjung Pinang. Selama tinggal di tempat yang baru ini kehidupannya berubah total, dari yang awalnya bandel dan tomboy menjadi lebih feminim. Perubahan ini juga didukung oleh keluarganya. Di SMA ini tidak banyak kegiatan yang diikutinya, ia mencoba untuk menjadi siswa biasa. Hanya ada satu kegiatan yang diikutinya, yaitu PANSUS (pasukan khusus). Ia pernah di tawari untuk bergabung di PASKIB tapi ia menolaknya. Menurut Ay, ketika orang berpendapat bahwa masa SMA adalah masa yang indah, berbeda dengan Ay. Menurutnya masa yang indah adalah ketika di SMP. Karena ketika di SMP kita membentuk karakter dan di SMA adalah waktunya untuk meneruskan karakter tersebut. Setelah tamat dari SMA, Ay memutuskan untuk melanjutkan kuliah dengan prodi psikologi, tapi tidak disetujui oleh Ayahnya. Karena menurut Ayahnya bila ia mengambil prodi ini akan sulit nantinya ketika ia mencari pekerjaan. Tapi bukan Ay namanya bila ia tidak bisa mempertahankan keputusannya. Ia tetap yakin dengan pilihannya itu dan akhirnya Ayahnya mengalah. Dengan tekat yang tinggi ia membuktikan kepada keluarganya melalui nilai-nilai bagus yang di perolehnya di akademis. Bahkan sekarang kedua orangtuanya sangat mendukungnya.

Di bangku perkuliahan ini ia kembali menyibukkan diri dengan berbagai kegiatan kampus seperti berorganisasi dan kegiatan lain yang ia senangi. Karena menurutnya berorganisasi itu penting untuk memiliki pola hubungan yang baik dan latihan untuk memisahkan masalah pribadi dengan masalah organisasi.

Jumat, 31 Mei 2013

Studi Kasus Psikologi Sekolah

BAB I
PENDAHULUAN

A.    Pengertian dan Tujuan
Studi kasus adalah suatu metode mempelajari seseorang secara komprehensif atau menyeluruh yang menyangkut berbagai aspek pribadi individu dengan pendekatan yang multidimensional. Data yang diperoleh menggunakan metode ini akan bermanfaat untuk mendiagnosa dan menentukan treatmen secara tepat dan memadai. Dengan kata lain studi kasus merupakan salah satu cara untuk mempelajari seseorang secara mendalam untuk membantu penyesuaian diri yang lebih baik. Pelaksanaan studi kasus diadakan dengan mengumpulkan data secara lengkap, bersifat rahasia, dikerjakan secara terus menerus, sistematis, dan dilaksanakan dengan memperoleh data dari berbagai pihak.
Tujuan dilakukannya studi kasus ini adalah:
a.       Untuk mengenal keadaan individu yang bermasalah.
b.      Untuk mengadakan interprestasi dan diagnose tentang tingkah laku individu sesuai dengan kasusnya.
c.       Menentukan jalan keluar dari masalah yang di hadapi individu.
Kegunaan studi kasus yaitu :
a.       Mendorong seseorang untuk mengadakan evaluasi.
b.      Dapat mengembangkan penyelidikan latar belakang individu.
c.       Menekankan pendekatan yang diteliti dalam memecahkan masalah individu.
d.      Berguna untuk memecahkan masalah yang sulit dan kompleks.
Selain itu studi kasus juga berguna untuk menetapkan jenis kesulitan atau masalah individu. Setelah kesulitan di temukan selanjutnya akan dapat ditentukan jenis bantuan dan bimbingan yang perlu diberikan, yang akurat sesuai dengan masalahnya.
B.     Konfidensialitas
Konfidensialitas adalah salah satu kode etik yang harus ditaati oleh seorang konselor untuk menjaga kerahasiaan data klien. Hal ini berhubungan dengan kegiatan profesional maka hal-hal yang menyangkut catatan dan data klien harus bersifat rahasia dan hanya digunakan untuk kepentingan klien.

C.     Deskripsi Tentang Diri Klien
1.      Identitas klien
Nama Lengkap                  : NSR
Nama Panggilan                : Nb
Tempat/Tanggal Lahir       : Pekanbaru, 30 Septemmber 2007
Jenis Kelamin                    : Laki-laki
Alamat                              : Jl. Taman Karya
Agama                               : Islam
Anak ke                             : 1
2.      Keadaan Fisik Klien
Tinggi Badan                    : 115 cm
Berat Badan                      : 16 kg
Warna Kulit                      : sawo matang
Warna Rambut                  : hitam
Bentuk Wajah                   : oval
Bentuk Tubuh                   : kurus
3.      Keadaan Kesehatan Jasmani
Postur tubuh                      : tinggi
Penglihatan                       : baik
Pendengaran                     : baik
Pembicaraan                      : kurang lancar
Penyakit Kronis                : -
Penyakit yang sering diderita: -
4.      Cita-Cita dan Hobi
Cita-cita                            : Polisi
Hobi                                  : Menggambar
5.      Identitas Keluarga
Nama Ayah (Wali)            : AY
Pendidikan Terakhir          : SMK
Pekerjaan                           : Wiraswasta
Alamat                              : Jl. Taman Karya
Agama                               : Islam
Nama Ibu                          : PT
Pendidikan Terakhir          : SMK
Pekerjaan                           : IRT
Alamat                              : Jl. Taman Karya
Agama                               : Islam
Kedudukan Klien di keluarga: Anak kandung
Jumlah Saudara                 : -
Tanggungan Keluarga       : 1
6.      Keadaan Tempat Tinggal Klien
Jarak rumah ke TK            : 15 m
Transportasi ke TK            : Jalan kaki
Status Rumah                    : -
Keadaan Rumah               : Baik
Penerangan                        : listrik
Fasilitas Belajar                 : Ada
7.      Keadaan di Sekolah
Di dalam Kelas                 : Tenang dan mendengarkan guru dengan baik
Sikap terhadap guru          : Sopan
Sikap terhadap observer    : Sopan dan ramah
Sikap terhadap teman       : Baik
Kegiatan waktu istirahat   : Bermain bersama teman-teman
Prestasi/sikapnya               : Baik

D.    Deskripsi tentang diri klien
1.      Penampilan Fisik
Klien adalah seorang anak berusia 6 tahun yang dengan tubuh kurus tinggi, berkulit sawo matang, berambut hitam pendek dan selalu berpenampilan rapi  juga bersih dengan rambut lurus yang selalu disisir dan mengenakan baju sesuai dengan peraturan sekolah.
2.      Penampilan Pribadi
Klien adalah individu yang ramah dan ceria, ia juga senang berbagi dengan teman-temannya dan hal ini membuat klien memiliki banyak teman. Ia termasuk anak yang memiliki disiplin tinggi dan bertanggung jawab atas barang yang ia miliki.

E.     Deskripsi Menyeluruh Tentang Klien
Sebagai anak tunggal, klien tidak manja dan bergantung kepada orang tuanya. Ia adalah seorang anak yang mandiri karena mampu melakukan kebutuhan pribadinya (mandi, mengenakan baju, dll ) sendiri. Di sekolah ia memiliki banyak teman dekat.
Dalam kesehariannya klien selalu belajar dan mengulang pelajaran di sekolah, bermain bersama teman, dan selalu membantu orang tua di rumah.

BAB II
GEJALA DAN ALASAN PEMILIHAN KASUS

A.    Gejala
Saat observer datang ke TK, guru di TK merekomendasikan subjek sebagai siswa yang memiliki gangguan belajar. Setelah observer mengamati dan berbicara dengan observer, diketahui bahwa subjek susah untuk berbicara dan menirukan kata dengan benar.

B.     Alasan Pemilihan Kasus
Berdasarkan gejala yang di tunjukkan, kasus yang pratikan ambil sebagai studi kasus ini adalah ketidakmampuan subjek untuk membaca serta menyebutkan kata dan kalimat dengan tepat.

Bab III
PROSEDUR DAN TEKHNIK PENYELIDIKAN KASUS


A.    Tahap Analisis
Analisi merupakn langkah awal untuk mengumpulkan informasi tentang klien dan latar kehidupannya. Tujuan dari pengumpulan data adalah untuk memperoleh pemahaman tentang diri klien. Metode yang observer gunakan adalah observasi dan wawancara.
a.       Observasi
Observasi adalah suatu teknik pengumpulan data dengan cara mengamati dan bertujuan untuk mengetahui segala aktivitas subjek tanpa sepengetahuan subjek. Hal ini dilakukan agar tingkah laku yang observer amati adalah tingkah laku yang sebenarnya dan bukan di buat-buat. Observasi dilakukan di TK dan di rumah klien.
Dari hasil observasi menunjukkan bahwa dalam kesehariannya klien adalah anak yang ceria dan menyenangkan. Hal ini observer lihat ketika ia bermain dengan teman-temannya dan ketika observer berbicara dengan klien.

b.      Wawancara
Wawancara adalah percakapan antara dua orang atau lebih yang berlangsung antara narasumber dan pewawancara. Tujuan wawancara adalah untuk memperoleh informasi yang dibutuhkan. Observer melakukan wawancara dengan wali kelas, orang tua dan observe.
1.      Wawancara dengan wali kelas.
Dari wawancara yang telah dilakukan dengan wali kelas, di dapat informasi bahwa subjek adalah siswa yang pintar, namun memiliki kesulitan untuk mengucapkan kata dan kalimat dengan benar. Dalam kesehariannya di kelas ia adalah siswa yang baik dan patuh kepada peraturan sekolah. Ia juga memiliki hubungan yang hangat dengan teman-teman sekelasnya.

2.      Wawancara dengan orang tua
Dari wawancara yang telah dilakukan dengan  orang tua di ketahui bahwa kesulitan berbicara yang di alami oleh klien adalah bawaan dari lahir dan merupakan keturunan karena ayah klien juga mengalami kesulitan yang sama saat anak-anak hingga usia 7 tahun. Hal ini juga di alami oleh paman-paman klien ketika mereka masih anak-anak.
Kegiatan klien sehari-hari di rumah adalah bermain, nonton televise, belajar dan berperilaku layaknya anak seusianya. Klien rajin belajar di rumah, dan setiap malam dari hari senin sampai jumat klien memiliki jadwal les (membaca dan berhitung).

3.      Wawancara dengan teman sebangku klien

Teman sebangku klien yang bernama Nur mengatakan bahwa klien adalah teman yang baik, tidak pelit dan teman yang menyenangkan.


B.     Sintesis
Sintesis merupakan usaha merangkum, menggolongkan serta menghubung-hubungkan data yang telah di kumpulkan sehingga tergambarkan keseluruhan pribadi observe. Gambaran kelebihan dan kelemahan klien akan dilukiskan pada tahap ini. Dari data yang telah berhasil dikumpulkan dan dengan mengaitkan seluruh data yang relevan dengan masalah klien, dapat disimpulkan bahwa klien memiliki masalah dengan pengucapan kata dan kalimat.

C.     Diagnosis
Diagnosis merupakan langkah menarik kesimpulan logis mengenai masalah-masalah yang di hadapi observe atas gambaran pribadi observe hasil analisis dan sintesis. Pada tahap ini dilakukan 2 kegiatan, yaitu mengidentifikasi masalah dan merumuskan sumber-sumber penyebab masalah.

1.      Identifikasi masalah
Masalah yang di hadapi observer adalah kesulitan mengucapkan kata dan kalimat dengan benar.
2.      Menentukan sumber penyebab masalah
Kesulitan mengucapkan kata dan kalimat dengan benar ini dikarenakan faktor hereditas (keturunan).

D.    Prognosis
Williamson menyatakan bahwa progmosis merupakan proses yang tidak terpisahkan dari diagnosis. Prognosis berkaitan dengan upaya untuk memprediksi kemungkinan-kemungkinan yang akan terjadi berdasarkan data yang ada.

a.       Apabila subjek tidak di bantu
-          Subjek akan menjadi pribadi pendiam dan tertutup, sehingga sulit untuk menjalin hubungan hangat dengan temannya.
-          Subjek akan menjadi individu yang pesimis.
-          Subjek akan selalu menyalahkan diri sendiri dan tidak bisa menerima kekurangan yang ada pada dirinya.
Apabila hal ini di biarkan maka subjek akan tumbuh menjadi individu yang memiliki kepercayaan diri rendah.
b.      Apabila masalah klien terselesaikan
-          Tugas perkembangan klien terselesaikan dengan maksimal.
-          Subjek dapat bermain dengan teman-temannya tanpa rasa minder.
-          Prestasi subjek akan meningkat karena rasa percaya dirinya.


BAB IV
USAHA-USAHA BANTUAN
Berdasarkan data observe yang telah dikumpulkan dan melalui tahap-tahap analisis, sintesis, diagnosis dan prognosis, maka langkah berikutnya dalam kegiatan studi kasus ini adalah upaya merumuskan rencana usaha-usaha bantuan yang sekiranya dapat diberikan.
A.    Usahan bantuan yang direncanakan
      Usaha bantuan yang direncanakan dalam usaha bantuan pada klien, antara lain :
a.       Memberikan layanan informasi cara belajar yang baik, baik cara belajar di sekolah maupun di rumah.
b.      Mengadakan home visit, disamping bertujuan untuk menjalin kerjasama antara sekolah dan orangtua dan sebagai cara untuk memperoleh data yang juga secara implisit dapat digunakan sebagai sarana memberikan bantuan.
c.       Mengadakan pendekatan dengan guru wali kelas.
d.      Menyarankan klien untuk mengikuti terapi wicara

B.     Usaha bantuan yang telah dilaksanakan
a.       Memberikan layanan informasi cara belajar yang baik, baik cara belajar di sekolah maupun di rumah. Hal ini di lakukan agar klien dapat belajar dengan maksimal.
b.      Mengadakan pendekatan dengan wali kelas, agar wali kelas dapat memantau klien, memberikan perhatian dan bimbingan kepada klien.
c.       Home visit, untuk mendapatkan informasi mengenai keseharian klien di rumah.

C.     Usaha Bantuan yang belum di laksanakan
Usaha bantuan yang belum dilaksanakan adalah saran untuk melakukan terapi wicara.


Bab V
Follow Up

1.      Observasi siswa di dalam maupun luar kelas, bagaimana tingkah laku klien di dalam kelas dan saat bermain dengan teman-temannya.
2.      Wawancara dengan guru, orang tua, dan teman-teman yang ada kaitannya dengan masalah yang di hadapi klien. Dari wawancara ini di dapat perkembangan yang di peroleh oleh individu.
3.      Mengamati aspek perkembangan klien. Dikarenakan waktu yang minim, maka pengamatan pada tahap ini tidak bisa dilakukan dengan maksimal.


Bab VI
PENUTUP

A.    Kesimpulan
Dari observasi dan berdasarkan hasil wawancara yang observer lakukan, di ketahui bahwa klien tidak mengalami gangguan atau pun kesulitan belajar. Masalah yang klien miliki adalah bawaan lahir berupa kesulitan untuk mengucapkan dengan benar.
B.     Saran-saran
1.      Saran untuk guru
Di harapkan guru memberikan perhatian khusus kepada semua siswa dan dapat memahami masalah perkembangan yang di hadapi siswa.
2.      Saran untuk wali murid
Dibutuhkan kesabaran untuk menghadapi dan membimbing anak dalam setiap aspek. Dapat dilakukan terapi wicara agar anak dapat berbicara dengan jelas.