Kamis, 30 Mei 2013

NECROPHILIA



NECROPHILIA
PSIKOLOGI ABNORMAL DAN PSIKOPATOLOGI LINTAS BUDAYA
Necrophilia adalah suatu kelainan seks dimana seseorang lebih memilih mayat sebagai partner seksnya. Kadang kita berpikiran bahwa penyakit ini hanya terjadi  pada pria saja. Tidak sepenuhnya salah sebab selama ini berita tentang oknum yang menyetubuhi mayat memang selalu didominasi oleh pria. Padahal sebenarnya wanita juga bisa mengidap penyakit ini. Hanya saja 90% kasus necrophilia memang diidap oleh pria.
Penyebabnya adalah :
  • 68 persen itu didorong oleh keinginan untuk tidak ditolak dalam berhubungan;
  • 21 persen oleh sebuah keinginan untuk reuni dengan mitra yang hilang;
  • 15 persen oleh ketertarikan seksual dengan orang mati;
  • 15 persen oleh keinginan untuk kenyamanan atau untuk mengatasi perasaan isolasi dan
  • 11 persen oleh keinginan untuk memperbaiki harga diri yang rendah dengan mengekspresikan kekuasaan atas mayat.
Dari semua penyebab ini, ketidakpercayaan diri terhadap partner sangat mendominasi. 68% dari kasus Necrophilia ialah karena si pasangan tidak merasa cukup percaya diri untuk berhubungan secara normal. Hingga ia memilih mayat untuk partner sex nya.
Banyaknya pria yang mengalami ejakulasi dini, paras yang tidak menarik serta ukuran alat kelamin yang mini membuat mereka tidak percaya diri. Hingga mayat adalah sasaran terakhir, dimana mayat tidak akan protes dengan segala keadaan.
Necrophilia terbagi dalam 3 macam, yakni :
1. Necrophilic homicide, penderitanya harus membunuh terlebih dahulu untuk mendapatkan mayat dan memperoleh kepuasan seksual.
2. Regular necrophilia, si penderita hanya menggunakan mayat yang sudah mati untuk memperoleh kepuasan seksual.
3. Necrophilic fantasy, si penderita berfantasi berhubungan seks dengan mayat, tetapi tidak melakukannya.
Penyakit ini juga bisa disembuhkan dengan perawatan piskopatologi dan terapi kognitif.
Di sisi lain, besarnya persentase pria minder dalam berhubungan seksual dengan manusia normal adalah salah satu akar permasalahannya. Sehingga sangat tidak dianjurkan bagi partner sex, istri atau pacar untuk meledek pasangannya bila terjadi kelemahan atau kekurangan dari partner. Hal ini dapat berakibat traumatik pada pasangan yang berujung ke necrophilia ini.
Berdasarkan riset terhadap 122 kasus yang terjadi, sebagian besar penderitanya masuk dalam golongan kedua. Separuh dari mereka bekerja di kamar mayat atau perusahaan pemakaman. Seorang penggali kubur di Italia mengaku bergairah dan melakukan masturbasi setelah menguburkan mayat gadis muda yang cantik. Agar mencapai klimaks ia harus menyentuh mayat si gadis. Kegiatan seksual tak lazim itu dilakukan setelah sepi dan tak ada orang di sekitar kuburan. Dalam pengakuannya, ia mengatakan sudah bercumbu dengan ratusan mayat yang dikuburkannya. Dalam seminggu, ia melakukan aktivitas seks dengan mayat antara 4-5 kali. Ia bahkan pernah mengisap darah dan urin dari mayat anak perempuan yang masih remaja.

Sejarah mencatat hal serupa terjadi di Mesir ribuan tahun lalu. Para suami yang takut mayat istrinya diperlakukan tak senonoh oleh pembalsem, menyimpan mayat istrinya di rumah sampai benar-benar membusuk. Salah satu yang menjadi legenda hingga kini adalah Raja Herod yang membunuh istrinya, kemudian berhubungan seks dengan mayatnya selama lebih dari 7 tahun.
Kasus lainnya adalah kisah seorang wanita yang bertugas membalsem mayat di sebuah perusahaan pemakaman. Selama 4 bulan masa kerjanya ia sudah berhubungan seks dengan banyak mayat lelaki. Dalam pengakuannya ia mengatakan tak pernah mampu mendapatkan kepuasan seks dari laki-laki yang masih hidup. Penyebabnya, ia pernah mengalami kejadian mengerikan, dianiaya kemudian diperkosa seorang laki-laki. Ketika berhubungan seks dengan mayat, ia bisa melakukannya tanpa perlu merasa ketakutan. Ia merasa lebih aman, dan tidak merasa terancam. Agar penis si mayat bisa melakukan penetrasi, ia memasang pompa di bawah kulit penis korbannya.
Sekitar 60 persen penderita necrophilia menderita gangguan kejiwaan, bahkan 10 persen diantaranya dikategorikan sebagai "orang gila". Pekerjaan mereka memang tak jauh-jauh dari urusan mayat. Ada perawat rumah sakit, pegawai perusahaan pemakaman, petugas kamar mayat, pendeta, penggali kubur dan sebagian kecil diantaranya tentara.
Penelitian kecil modern yang dilakukan di Inggris menunjukkan bahwa beberapa pelaku necrophil cenderung memilih pasangan yang sudah mati setelah gagal membuat lampiran romantis dengan yang masih hidup.
Sumber :



Tidak ada komentar:

Posting Komentar