Jumat, 31 Mei 2013

Psikologi Eksperimen



MODUL PELATIHAN
EFEKTIVITAS REHABILITASI SOSIAL TERHADAP PENYESUAIAN DIRI SOSIAL PADA MANTAN PENGGUNA NAPZA

PENDAHULUAN
A.    LATAR BELAKANG
Semakin hari, angka korban penyalahgunaan NAPZA menunjukkan peningkatan yang sangat signifikan dari tahun ke tahun. Pada tahun 2005  terdapat 1.75% pengguna narkoba dari jumlah penduduk di Indonesia. Jumlah tersebut naik menjadi 1.99 persen dari jumlah penduduk pada tahun 2008. Pada tiga tahun kemudian angka tersebut naik sebanyak 2.2%. dan pada 2012 sudah mencapai 2.8% pengguna narkoba setara dengan 5.8 juta penduduk. Para pengguna juga berasal dari berbagai kalangan mulai dari kelas bawah sampai kelas atas, dan berasal dari berbagai usia, dari yang anak-anak sampai yang tua.
Bagi para mantan pengguna, mereka yang sudah memiliki “cap jelek” oleh masyarakat setempat memiliki kesulitan untuk menyesuaikan diri kembali di dalam lingkungan masyarakat. Dan hal ini memungkinkan individu untuk mengalami degredasi mental. Ini tidak hanya bisa terjadi dalam lingkungan sosial saja, apa bila komunikasi individu dengan keluarga tidak efektif maka kesenjangan ini juga bisa terjadi dalam lingkungan keluarga, dan mengakibatkan individu merasa terkucilkan, harga diri rendah, tidak percaya diri, dan merasa negatif akan dirinya sendiri, sehingga ada kemungkinan untuk individu kembali menyalahgunakan NAPZA. Untuk mencegah hal ini lah di lakukannya pelatihan ini agar mantan pengguna NAPZA dapat kembali bersosialisasi dengan lingkungan sosial dan mendapatkan harga diri juga kepercayaan dirinya secara penuh sehingga dapat menjadi individu yang berguna bagi masyarakatnya.

B.     TUJUAN UMUM
Pelatihan rehabilitasi sosial ini bertujuan untuk membantu para mantan pengguna NAPZA menyesuaikan diri kembali di masyarakat untuk memenuhi kebutuhan bersosialisasi.
C.     MATERI
1.      Game Perkenalan
2.      rehabilitasi sosial
3.      Evaluasi

D.    WAKTU
Pelatihan ini akan dilaksanakan selama 120 menit. Dari jam 8.00-10.00 WIB.

E.     PERALATAN DAN FASILITAS
Adapun peralatan yang diperlukan dalam pelatihan ini :
a.       Peralatan yang digunakan dalam pelatihan ini :
1.      Pelatihan         : LCD, Layar, Infocus, Whiteboard, Spidol, Penghapus
2.      Peserta             : Notes, Bulpen, Handout
3.      Narasumber     : Notes, Bulpen
b.      Fasilitas :
1.      Air mineral
2.      Snack

F.      METODE
Ceramah, tanya jawab, diskusi.

G.    PROSEDUR
1.      Narasumber mengajak para peserta untuk saling mengena satu sama lain agar keadaan pelatihan tidak kaku dengan menggunakan game nama maksimal 10 menit.
2.      Narasumber memulai materi  tentang rehabilitasi sosial dan faktor yang mempengaruhi kondisi psikologis mantan pengguna NAPZA yang dapat mempengaruhi penyesuaian diri sosial pada individu. Persentasi menggunakan format power point selama 80 menit. Setelah 50 menit pertama di berikan istirahat lebih selama 15 menit untuk menikmati snack yang telah di siapkan.
3.      Tanya jawab selama 20 menit.
4.      Evaluasi selama 10 menit

H.    HASIL
Setelah mengikuti pelatihan ini diharapkan peserta dapat menyesuaikan dirinya kembali ke dalam masyarakat sebagai bagian dari masyarakat dan bersosialisasi dengan baik.

Tabel Slot dalam pelatihan :

Waktu
Durasi
Slot
08.00-08.10
10 menit
Pembukaan


Game perkenalan “Name Game”

50 menit
Materi mengenai rehabilitasi sosial dan faktor yang mempengaruhi kondisi psikologis mantan pengguna NAPZA yang dapat mempengaruhi penyesuaian diri sosial pada individu

10 menit
Istirahat


Melanjutkan materi sebelumnya


Tanya jawab


Evaluasi

MATERI
1.      GAME PERKENALAN
Permainan “Name Game







Flowchart: Alternate Process:   Set Up  : semua peserta
Waktu  : 10 menit
Tujuan  : Personal Introduction

 







A.    Pendahuluan
Permainan ini bagus dilaksanakan apabila diantara peserta yang satu dengan peserta yang lain belum saling kenal-mengenal secara lebih dekat. Dengan kondisi yang masih kaku seperti itu, suasana seminar atau pelatihan akan terasa sangat beku dan kikuk. Apalagi kalau trainer mengajak peserta untuk saling berdiskusi, bisa dipastikan diskusi itu akan sulit untuk berjalan secara komunikatif. Oleh karena itu, ada baiknya sebelum memulai memberikan materi, sang trainer membuat permainan dengan tema “Name Game”.
Permainan ini didesain agar antara peserta yang satu dengan peserta yang lainnya bisa saling mengenal, atau paling tidak bisa mengetahui asal usulnya. Kisah yang akan disampaikan trainer tersebut hendaknya juga bersifat variatif, mungkin trainer bisa menceritakan kisah perjalanannya menuju tempat pelatihan, atau cerita-cerita ringan lainnya yang mungkin bisa sedikit mencairkan suasana.

B.     Prosedur
Trainer memberikan arahan kepada para peserta pelatihan agar mereka berdiri Sampaikan kepada peserta bahwa mereka akan melakukan permainan yang bertujuan agar peserta mengetahui nama peserta lain, trainer memberikan bola pada masing-masing peserta, trainer memberikan arahan dengan menjelaskan Tugas peserta adalah melemparkan bola ke siapapun yang mereka inginkan sambil menyebutkan nama mereka. Jika si pelempar menyebutkan nama dengan benar, peserta yang mendapat bola harus segera melemparkan bola ke peserta lain. Jika salah, si penerima bola menyebutkan namanya terlebih dahulu sebelum melempar bolanya ke peserta lain. Aturlah ritme permainan dari lambat hingga semakin cepat. Hentikan setelah peserta cukup mendapat Bahan Diskusi
Melalui permainan tersebut, ada unsur-unsur yang bisa digunakan sebagai pedoman untuk mengikuti pelatihan tersebut. Ajaklah para peserta pelatihan untuk saling berdiskusi mengenai unsur-unsur tersebut. Jawaban peserta kemudian ditulis dan dirangkum kedalam flip chart/white board dan jangan dihapus selama pelatihan berlangsung. Melalui game sederhana tersebut, biasanya peserta akan mampu menemukan sendiri hal-hal yang harus mereka perhatikan selama mengikuti materi didalam pelatihan tersebut. Unsur-unsur tersebut mencakup”
a.       Kesungguhan
b.      Keseriusan
c.       Kejelian
d.      Kerja sama
e.       Keterbuukaan
f.          Komunikasi yang efektif
g.         Semangat

C.    Pembahasan
Didalam permainan ini, ada beberapa manfaat yang dapat kita ambil, di antaranya:
1.      Peserta bisa saling mengenal satu sama lain.
2.      Peserta menjadi lebih berkonsentrasi dan siap untuk belajar.
3.      Tutor dapat mengetahui kelebihan dari masing-masing peserta.
4.      Mencairkan suasana yang tegang menjadi lebih riang.

2.      REHABILITASI SOSIAL
Rehabilitasi sosial adalah adalah suatu rangkaian kegiatan profesional dalam upaya mengembalikan dan meningkatkan kemampuan seseorang maupun kelompok yang mengalami masalah dalam menyesuaikan diri secara sosial agar dapat melaksanakan fungsi sosialnya secara wajar, dan dapat menempuh kehidupan sesuai dengan harkat dan martabat kemanusiaannya.
Menurut The National Council On Rehabilitation (1942), rehabilitasi sosial adalah perbaikan atau pemulihan menuju penyempurnaan ketidakberfungsian fisik, mental, sosial, dan ekonomi sesuai kapasitas potensi mereka.
Rehabilitasi menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, 1998:92 mengandung makna pemulihan kepada kedudukan (keadaan, nama baik) yang dahulu (semula) atau  perbaikan anggota tubuh yang cacat dan sebagainya atas individu supaya menjadi manusia yang berguna dan memiliki tempat di masyarakat.
Jadi apabila kata rehabilitasi dipadukan dengan kata sosial, maka rehabilitasi sosial bisa diartikan sebagai pemulihan kembali keadaan individu yang mengalami permasalahan sosial kembali seperti semula. Rehabilitasi sosial merupakan upaya yang ditujukan untuk mengintegrasikan kembali seseorang ke dalam kehidupan masyarakat dengan cara membantunya menyesuaikan diri dengan keluarga, masyarakat, dan pekerjaan. Seseorang dapat berintegrasi dengan masyarakat apabila memiliki kemampuan fisik, mental, dan sosial serta diberikan kesempatan untuk berpartisipasi.
Tujuan utama rehabilitasi sosial adalah untuk membantu seseorang dalam mencapai kemandirian optimal secara fisik, mental, dan sosial yang sesuai dengan kemampuannya.
Rehabilitasi sosial merupakan hak dasar bagi pengguna NAPZA, sesuai dengan Undang-Undang nomor 35 tahun 2009 tentang Narkotika. Saat ini lembaga pelayanan dan rehabilitasi korban NAPZA masuh sangat minim, tercatat 90 lembaga yang menangani permasalahan tersebut. Disadari bahwa upaya penanganan masalah penyalahgunaan NAPZA hanya dapat menghambat laju perkembangannya. Oleh karena itu perlu kerjasama berbagai komponen terkait pelayanan dan rehabilitasi korban NAPZA,masyarakat juga perlu untuk berperan aktif untuk mengatasi pengedaran Narkotika.
3.      EVALUASI
Lembar Evaluasi
1.      Apa pendapat anda tentang pelatihan ini?




2.      Bagaimana dengan materi yang disampaikan narasumber?




3.      Bagaimana perasaan anda setelah mengikuti pelatihan ini?




4.      Apa harapan anda dalam pelatihan ini?






Tidak ada komentar:

Posting Komentar